Hindari Sial, Warga Dilarang Kencan di Perahu

Hindari Sial, Warga Dilarang Kencan di Perahu - Begitu memasuki kawasan pantai Sobo, pengunjung akan langsung disapa tulisan “Dilarang Kencan di Atas Perahu”. Tulisan tangan dengan menggunakan cat warna cokelat kemerahan itu, terpampang jelas di tembok bekas pintu gerbang tambak udang. Kini, tembok tersebut berubah fungsi menjadi “pintu gerbang” menuju pantau yang berlokasi di Lingkungan Wonosari, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi tersebut.
Posisi tembok yang sangat strategis, mengakibatkan tulisan itu tampak begitu mencolok. Siapa pun yang memasuki kawasan pantai tersebut, hampir dapat dipastikan bisa melihat tulisan berisi larangan berpacaran di ata perahu tersebut.
Ketika kami benar-benar memasuki kawasan pantai tersebut, suasana tenang langsung menyeruak. Deburan ombak yang seolah saling berkejaran, ditambah sejuknya suhu udara lantaran banyak pohon kelapa dan pohon waru yang tumbuh di lokasi itu, mengakibatkan penat yang sempat kami alami pun seketika sirna.
Semakin lama diamati, kawasan pantai yang satu ini semakin memesona. Hamparan pasir yang landai terbentang sepanjang kurang lebih dua kilometer (Km) dari sisi utara ke selatan.
Namun sayang, akses masuk pantai yang berbatasan dengan kawasan Pulau Santen, ini cukup sulit dilalui kendaraan, terlebih saat hujan kerap mengguyur seperti saat ini. Pasalnya, jalan sepanjang sekitar 300 meter dari arah perkampungan menuju pantai tersebut masih belum berlapis aspal.
Meski begitu, kawasan pantai yang satu ini nyaris selalu ramai dikunjungi warga setiap akhir pekan. Terutama pada pagi dan sore hari. Tak jarang pula muda-mudi memanfaatkan pantai tersebut sebagai lokasi untuk memadu kasih. “Sebagaian besar yang pacaran di sini (Pantai Sobo) kalangan pelajar. Mereka biasanya memilih saat-saat sepi pengunjung agar leluasa berduaan,” ujar Alif, 23, nelayan setempat.
Nah, banyaknya pasangan kekasih yang sengaja datang ke Pantai Sobo, terkadang membuat nelayan sekitar geram. Bukan ingin membatasi kebebasan orang lain, mereka mangkel karena pasangan yang sedang “mabuk cinta” biasanya kebablasan melakukan hal yang tabu.
Misalnya berciuman di tempat umum. Ironisnya lagi, adegan tidak senonoh, itu terkadang dilakukan di atas perahu yang parkir di kawasan pantai tersebut. “Karena itu, nelayan sini (Pantai Sobo) melarang warga berpacaran di atas perahu. Sebab, kalau perahu digunakan untuk melakukan hal yang tidak-tidak, bisa bikin sial. Artinya, jika perahu itu digunakan untuk sarana menangkap ikan, bisa-bisa nihil tangkapan,” papar Alif.
Hariyanto, juga nelayan setempat mengungkapkan, selain untuk mencegah sial, larangan berpacaran di atas perahu, itu juga bertujuan agar sarana mereka mengais rezeki tersebut tidak rusak. “Kalau yang pacaran metangkring di atas perahu saat perahu diparkir di atas pasir, bisa-bisa jerupih (kayu di sisi kanan kiri bodi perahu) bisa patah,” kata dia.
Anto, 25, warga yang lain menambahkan, tidak hanya kerap dipaksa “mengelus dada” akibat banyaknya pasangan yang berpacaran. Nelayan setempat juga kerap kali dibuat gerah dengan ulah pengunjung yang memanfaatkan kawasan Pantai Sobo untuk menggelar pesta minuman keras (miras). Yang semakin prihatin, kadang pengunjung yang menggelar pesta miras itu justru berasal kalangan siswa. Mirisnya lagi, siswa mbeling itu masih mengenakan seragam sekolah saat menggelar pesta miras.
Jika mendapati perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan generasi penerus bangsa, nelayan setempat tak segan bertindak. “Bukan kami pukul. Tapi kami suruh pergi dari pantai ini,” imbuh pria yang akrab disapa Puel itu.
Share this article :

Posting Komentar

 

Copyright © 2013. SDN KEPATIHAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Rivaldo
Proudly powered by Blogger